KunoKini 10th: Back to the Roots

KunoKini 10th: Back to the Roots
PREVIEW

Menyambut hari jadi yang ke-10, 29 Mei mendatang kolektif KunoKini bakal menyelenggarakan acara Back to the Roots di My Mate Café & Entertainment, Bintaro, Jakarta Selatan. Gelaran yang rencananya dimulai pada pukul 7 malam ini akan menampilkan pentas musik kolaborasi bersama Ras Muhamad, Leonardo, dan Mata Jiwa, serta pemutaran video dokumenter KunoKini.

Nama acara:
KunoKini 10th: Back to the Roots

Hari/tanggal:
Rabu/29 Mei 2013

Tempat:
My Mate Music Cafe & Entertainment
Bintaro Jaya Sektor 3A Jakarta



Tiket:
Rp. 50.000 (softdrink/beer)

Penampil acara:
KunoKini
Ras Muhamad
Leonardo
Mata Jiwa
Filter Hapier (visual)
Sanggar Tari Bali Legong & Undercover Brother

Pemutaran perdana film dokumenter “Beautiful Energy”
Peluncuran video konser KunoKini 2010 “Reinkarnasi”
read more...

Bassist System of a Down Ingin Merekam Album Baru Tanpa Vokalis Serj Tankian

Bassist System of a Down Ingin Merekam Album Baru Tanpa Vokalis Serj Tankian




Bassist System of Down Odadjian membeberkan kekesalannya terhadap Tankian lewat sebuah tulisan di Facebook yang kini telah dihapus, mencap sang frontman lebih mementingkan karier solonya daripada System of a Down.

Kuartet asal Southern California ini belum merilis album lagi sejak Mezmerize/Hypnotize pada 2005, namun Tankian telah melepas empat buah album solo dalam jangka waktu yang sama. Odadjian kemudian mengusulkan opsi perekrutan vokalis baru agar dapat merekam album, jika para penggemar menyetujuinya.

“Saya akan jujur. Bukan kami (dengan maksud Daron, John, atau Shavo), tapi Serj, yang tidak menginginkan album baru. Jadi tolong berhenti menanyakan kami tentang itu. Kami hanya menunggu Serj. Ia akan membenci saya karena mengungkap kebenaran, tetapi harus,” tulis Odadjian.

Sosok yang membentuk System of a Down pada 1994 ini melanjutkan, “Saya siap merilis sesuatu dengan seseorang yang ingin menjadi vokalis System. Bukan seseorang yang kami mohon untuk menjadi bagian System. Jadi, bagaimana menurut kalian?”

“Ingat, ia telah menahan kami tujuh tahun sejauh ini. Mau menunggu lima tahun lagi? Atau bolehkah kami merilis album tanpa Serj? Kalian beritahu kami. Saya geram ia mengecewakan kami seperti ini. Tetapi kami harus melakukan sesuatu untuk menjaga band ini tetap hidup. Setuju?”

Opini sang bassis kemudian ditanggapi secara resmi oleh band. “Awal hari ini, Shavo memberi pernyataan di halaman Facebook pribadinya yang tidak merefleksikan System of a Down sebagai kolektif. Ini merupakan pernyataan keliru yang dibuat olehnya pribadi.”

“Supaya jelas, formasi lengkap Serj, Daron, Shavo, dan John akan tampil dalam seluruh tanggal tur. Hormat kepada musik baru SOAD, walaupun kami belum mendiskusikan tenggat waktu album baru, kami percaya bahwa keberadaan kami berempat melakukannya bersama merupakan cara yang benar terhadap band dan penggemar.”

System of a Down telah mengantungi jadwal tur AS musim panas ini dan tur Eropa pada Agustus mendatang, termasuk Reading and Leeds Festival di Inggris.
read more...

Pop! Land

Acara Pop! Land
PREVIEW

Type: Gigs

Venue: Jasa Motor

City: Jatinangor

Date: Thursday, 28 Mei 2013

Where: Jalan Raya Jatinangor

Ticket :
Rp. 15.000 (presale)
Rp. 20.000 (OTS)

Guest Star:
- Efek Rumah Kaca
- Payung Teduh
- AFFEN
- Parisude
- Lame Brain
- Them On Yet
- dll
read more...

Arctic Monkeys Membuka Konser Dengan Lagu Baru, ‘Do I Wanna Know?’

Arctic Monkeys Tampilkan Lagu Baru, ‘Do I Wanna Know?’


Nyaris satu tahun absen tampil di atas panggung, band indie-rock asal Inggris, Arctic Monkeys, langsung memainkan lagu baru saat menggelar konser di Ventura, California, Amerika Serikat, 22 Mei 2013.

Arctic Monkeys membuka konser yang sold-out tersebut dengan “Do I Wanna Know?”, lagu terbaru yang diambil dari album ke-5 mereka yang rencananya akan rilis tahun ini. Band yang digawangi oleh Alex Tuner (vocal, gitar), Jamie Cook (gitar), Nick O’Malley (bass) dan Matt Helders (drum) lalu memainkan lagu-lagu yang diambil dari album-album sebelumnya, seperti “Brianstorm”, “Fake Tales Of San Fransisco”, “I Bet You Look Good On The Dancefloor”, “Suck It And See”, dan “Old Yellow Bricks”, dengan total 21 lagu.

Usai performance di Ventura, Arctic Monkeys dijadwalkan untuk beraksi di 6 kota di Amerika Serikat, lalu Sasquatch Festival, dan Glastonbury Festival 2013.

Berikut setlist lengkap Arctic Monkeys di Ventura, 22 Mei 2013:

1. Do I Wanna Know?
2. R U Mine?
3. Dancing Shoes
4. Brianstorm
5. Brick By Brick
6. Don’t Sit Down ‘Caused I Moved Your Chair
7. Evil Twin
8. Old Yellow Bricks
9. The Hellcat Spangled Shalalala
10. Crying Lightning
11. Pretty Visitors
12. Do Me A Favour
13. Cornerstone
14. She’s Thunderstorm
15. The View From The Afternoon
16. Fake Tales Of San Fransisco
17. I Bet You Look Good On The Dancefloor
18. That Where You’re Wrong
19. Suck It And See
20. Fluorescent Adolescent
21. 505
read more...

Banda Neira Akan menggelar Pesta Peluncuran Album di Jakarta

Banda Neira Akan menggelar Pesta Peluncuran Album di Jakarta


Lebih kurang satu bulan setelah menggelar pesta peluncuran album penuh perdana bertajuk Berjalan Lebih Jauh di Bandung, kini duet folk yang menamakan diri mereka Banda Neira akan kembali menggelar pesta bertema serupa dengan lokasi berbeda, di Newseum Cafe, Gambir, Jakarta pada 26 Mei mendatang mulai pukul 18:00 WIB.

Selain penampilan vokalis Rara Sekar dan vokalis sekaligus gitaris Ananda Badudu, pesta peluncuran album ini juga akan dimeriahkan oleh Titotessa dan Banjar Kanal Timur sebagai dua aksi pembuka. Ada pun harga tiket masuknya—atau kupon kontribusi, menurut penyelenggara—dipatok Rp 20 ribu untuk presale dan Rp 25 ribu untuk pembelian langsung di tanggal dan lokasi konser.

Sebelum Berjalan Lebih Jauh, Banda Neira—yang menyebut musik mereka dengan istilah nelangsa pop—telah lebih dulu merilis album mini dengan titel Di Paruh Waktu. Empat dari sepuluh lagu pada Berjalan Lebih Jauh sudah lebih dulu tercantum pada Di Paruh Waktu, namun kali ini adalah versi baru yang telah melalui proses rekam ulang.

Banda Neira terbentuk pada Februari 2012 dengan dua personelnya sama-sama alumnus Universitas Parahyangan, Bandung. Kini mereka hidup di kota yang berbeda, Rara giat mengurus organisasi nirlaba bernama Kopernik di Bali serta Ananda menjadi wartawan Tempo di Jakarta.

Walau begitu, Banda Neira tidak sedang berstatus vakum, mereka membuka pintu secara lebar untuk kesempatan berpentas; namun tentu saja dengan kadar fleksibilitas lebih rendah dibanding grup musik yang personelnya berada di kota sama.
read more...

Navicula Segera Merilis Album Ganda Bertajuk 'Love Bomb'

Navicula Segera Merilis Album Ganda Bertajuk 'Love Bomb'
Setelah band grunge Bali, Navicula, merilis CD promosi album terbaru mereka, kini dikabarkan telah bersiap untuk meluncurkan album ganda bertajuk Love Bomb yang rencananya akan diluncurkan pada minggu kedua Mei ini pula.

Sementara itu materi dalam CD promosi tersebut berisi empat lagu. Dua lagu bertajuk “Days of War, Nights of Love” dan “Refuse to Forget” yang proses penggarapannya dilaksanakan di studio rekaman legendaris Record Plant, Hollywood, AS. Dua nomor lainnya, yaitu “Harimau! Harimau!” dan “Bubur Kayu” direkam di Bali. Selain itu, Navicula juga merilis film dokumenter berdurasi 18 menit yang merekam di balik layar perekaman album ini di Hollywood.

Berbicara mengenai alasan pemilihan nama album, vokalis Navicula, Gede Robi, berkata, “Love Bomb untuk judul album muncul belakangan, setelah melihat materi album banyak bertema cinta. Seperti harimau Sumatera yang kehilangan cintanya. Bagaimana mengaktualisasikan cinta dan merebut kontrol atas diri di tengah gempuran gaya hidup yang mengangungkan kebendaan.”

Untuk menggarap album ini, Navicula dibantu oleh seorang produser kreatif, Alain Johannes, yang sudah terbukti kepiawaiannya dalam menangani album proyek solo Chris Cornell dan Jimmy Eat World. Johannes juga pernah menjadi kolaborator Queens of the Stone Age, Them Crooked Vultures, serta tampil dalam proyek album dan film dokumenter Sound City yang disutradarai Dave Grohl.

Atas dukungan dari produsen mikrofon asal Australia, RODE, Navicula dapat merekam album tersebut di Plant Record selama tiga hari pada November lalu. Berkat tangan dingin Johannes, Navicula yang seharusnya hanya mendapatkan jatah merekam tiga lagu dapat bekerja efisien sehingga terekam lima lagu secara live. Kelima lagu tersebut kemudian memasuki tahap mixing dan mastering oleh Johannes di Los Angeles, AS.

Meskipun album ganda ini digarap di dua tempat berbeda, Robi menganggap karya bandnya ini merupakan satu keutuhan. “Lima lagu dari Record Plant adalah pencapaian teknis rekaman dengan standar industri musik Amerika dengan arahan produser kreatif berpengalaman. Kami sajikan bersama lagu-lagu yang kami rekam di Bali dengan kami sendiri yang menjadi produser kreatif. Tapi energi album ini sebuah keutuhan, kami mencintai musik, di manapun kami memproduksinya,” ujar Robi.

Lirik lagu “Days of War, Nights of Love” ditulis oleh Kartika Jahja yang terinspirasi dari buku berjudul sama. Tulisan tersebut diterbitkan oleh kolektif anarkis, CrimethInc. Lagu bernada kritik sosial lainnya juga dapat ditemukan dalam lagu “Refuse to Forget” yang merupakan seruan untuk menolak lupa atas kasus ketidakadilan terhadap aktivis Hak Asasi Manusia seperti Munir.

Sebagai penyandang julukan “Green Grunge Gentlemen”, Navicula juga merilis lagu “Harimau! Harimau!”, sebuah lagu tentang harimau Sumatera yang kehilangan hutan sebagai rumahnya dan kini nyaris punah. Kuartet ini juga menciptakan lagu “Bubur Kayu” yang menyorot kasus eksploitasi hutan Indonesia yang luasnya terus menipis akibat ekspansi perusahaan kertas dan perkebunan kelapa sawit.

Di samping materi album ganda, kemasan album ini juga dirancang ramah lingkungan. Kemasan album ini tidak menggunakan material plastik. Untuk sampul album, Navicula memakai material daur ulang kemasan Tetra Pak yang biasa dipakai untuk minuman, dikombinasikan dengan kertas daur ulang dan karet ban dalam bekas. Pengerjaan sampul album ini dilakukan oleh Komunitas Sapu di Salatiga yang biasa mengerjakan upcycle ban dalam bekas menjadi benda dengan fungsi lain.

Memberikan pendapatnya mengenai kolaborasi karya tersebut, Robi bertutur, “Senang bisa berkolaborasi dengan komunitas lain dalam produksi album ini. Kita sering lupa, terlalu mengagungkan do it yourself, padahal akan jauh lebih baik kalau do it together.”
read more...

Slank Ditolak Manggung di Manado Karena Penggunaan Stadion Klabat

Slank Ditolak Manggung di Manado


Konser Slank mendapat penolakan dari elemen pencinta bola di Manado, Sulawesi Utara. Penggunaan Stadion Klabat, dinilai akan merusak rumput lapangan yang akan digunakan PS Manado dan Persma Manado yang akan berlaga di Divisi 2 dan Divisi 3, bulan ini. Rencananya, Slank akan mengadakan konser di Manado, Selasa 14 Mei 2013 mendatang.

“Kami tidak akan membiarkan rumput stadion rusak akibat konser,” tegas Ketua Masyarakat Manado Peduli Olahraga Sulawesi Utara (Mampos), Marvil Budiman, Sabtu (11/5/2013).

Ketua Harian PSSI Cabang Manado Hengky Kawalo menyesalkan pemberian ijin Pemerintah Kota (Pemkot) Manado untuk menggelar konser di stadion satu-satunya di Manado ini.

“Pemkot tidak pernah mengurus lapangan ini, pemeliharaan stadion selama ini dilakukan PSSI dengan menggunakan dana pribadi, kok tiba-tiba Pemkot keluarkan izin konser!,” tandas Kawalo.

“Jangan hanya dengan uang sedikit yang didapatkan, rumput stadion rusak dan membutuhkan dana lebih besar untuk pemeliharaannya,” lanjut Kawalo.

Menurut Kawalo, harusnya Pemkot Manado harus mengutamakan dan peduli kepentingan dunia olahraga di Sulut yang terus mengalami penurunan prestasi belakangan ini.

"Saya kecewa jika tim PS Manado dan Persma Manado menggelar latihan dan bertanding di stadion yang rumputnya rusak dan nantinya berdampak buruk pada persiapan tim-tim yang akan berlomba di kancah nasional," katanya lagi.

Sementara itu, Event Organizer (EO) penyelenggara konser Slank di Manado, Boby Maliode berkelit bukan merupakan penolakan, namun adanya miss komunikasi antara PSSI dan EO.

“Hanya miss komunikasi saja tentang penempatan panggung atau layout. PSSI melarang mendirikan panggung di tengah lapangan, dan kami akan memindahkan lokasi panggung ke tepi,” jelas Boby.

Lanjut Boby, pemilihan Stadion Klabat adalah sekalian mempromosikan kembali lapangan yang pernah menggelar partai puncak Liga Indonesia antara PSIS Semarang versus Persebaya Surabaya.

“Setidaknya nama Stadion Klabat kembali dipromosikan. Kami juga akan turut membenahi sejumlah fasilitas stadion seperti pembatas lapangan dan pembersihan tribun penonton. Penataan dan kebersihannya kami jamin,” pungkasnya.
read more...

Live Review : Sigur Ros Live in Jakarta

Live Review : Sigur Ros Live in Jakarta


Penampilan band Islandia, Sigur Ros di Jakarta menyajikan hal yang berbeda, tak seperti konser-konser kebanyakan, dalam arti harfiah. Tak selamanya musik hanya bisa dinikmati lewat telinga, namun, bagi Sigur Ros, musik pun harus dipadu dengan elemen-elemen lainnya seperti tata cahaya juga videography yang keren agar bisa memanjakan mata.

Hasilnya, selama dua jam pertunjukan, mereka menuntun penonton merenung, tercengang hingga turut bersenandung secara koor yang massif tanpa aba-aba.

Bertempat di Istora Senayan, Jakarta Pusat, malam ini, Jumat (10/5/2013), band beranggotakan Jonsi Birgisson (vokal dan gitar), Georg 'Goggi' Holm (bass) serta Orri Pall Dyrason (drum) itu sukses mengolaborasikan ketiga elemen tersebut di atas panggung.

Selama tampil, dengan suara falsetto-nya, sang pentolan band, Jonsi, khusyuk bernyanyi sambil memainkan gitar yang ia gesek bak biola.

Namun meski konsep musik yang ia bawakan bersama dua rekannya selama ini dikenal 'tak biasa', sekitar 2000-an penggemarnya yang hadir malam ini tetap terhanyut menikmati lagu yang mereka bawakan, diantaranya 'Vaka', 'Hrafntinna', Saeglopur, 'Svefn-g-englar', 'Varo', juga 'Olsen olsen', juga tembang terpopuler mereka 'Hoppipola + meo blo'nasir'.

Sayang, Sigur Ros tampak irit kata-kata, menyapa penggemar di Jakarta yang antusias menyaksikan penampilan mereka di atas panggung. Hanya sepatah dua patah yang mereka ucapkan seperti thank youatau thank you very much saja.

Namun, bagaimanapun juga, pertunjukkan band yang terbentuk sejak 1994 ini meninggalkan jejak bermakna di hati para fans di ibukota. Total 12 lagu yang mereka persembahkan terasa tak cukup. 

Para penonton pun berteriak seiring, lagu terakhir yang dibawakan berjudul 'Popplagio', menutup perjumpaan mereka dengan sebagian para penggemarnya yang pulang dengan hati hampa karena Sigur Ros tak memberikan bonus tampil dengan satu lagu lagi saja ketika teriakan 'We want more' membahana di seantero dinding Istora.
read more...

Penyebab Kematian Gitaris Slayer 'Jeff Hanneman' Akibat Sirosis Hati Karena Konsumsi Alkohol

Penyebab Kematian Gitaris Slayer 'Jeff Hanneman'



Jeff Hanneman yang meninggal pada 2 Mei lalu di rumah sakit dekat kediamannya di Inland Empire, California Selatan, AS. Penyebab kematian sebenarnya dari gitaris Slayer ini ternyata berkenaan dengan penyakit Sirosis Hati yang berhubungan dengan konsumsi alkohol. Hal tersebut diungkap oleh Slayer sendiri melalui halaman resmi mereka, Slayer.net pada Kamis (9/05).

Walaupun sebelumnya diberitakan bahwa Hanneman mempunyai penyakit kulit langka yakni necrotizing fasciitis, yang merusak daging dalam jaringan kulitnya lewat gigitan laba-laba, perjuangannya terhadap kecanduan alkohol disebut-sebut sebagai penyebab kematiannya.

“Kami baru saja mengetahui bahwa penyebab resmi dari meninggalnya Jeff adalah karena penyakit sirosis yang berhubungan dengan konsumsi alkohol. Sementara ia berjuang selama bertahun tahun akan kesehatannya, termasuk karena infeksi necrotizing fasciitis yang membuatnya menderita, Jeff dan orang-orang yang didekatnya tidak menyadari kondisi hatinya sampai masa akhir hayatnya. Bertentangan dengan beberapa laporan, Jeff tidak sedang dalam daftrar transplantasi ketika ia meninggal, atau pada waktu sebelum itu. Faktanya, dari semua akun, ia menunjukan tanda-tanda kesembuhan – dia bersemangat dan berharap untuk mulai mengerjakan album baru,” ungkap Slayer dalam laman resminya.

Disebutkan juga oleh Slayer, bahwa akan ada semacam peringatan publik mengenai kematian Hanneman. Peringatan tersebut untuk menghormati Hanneman yang merupakan figur legenda gitaris heavy metal dunia. Peringatan tersebut akan digelar pada akhir bulan Mei ini, bersama dengan keluarga Hanneman dan seluruh kerabat, publik juga akan diudang dalam acara tersebut. Namun detail mengenai tempatnya belum diumumkan lebih lanjut oleh Slayer.

Jeff Hanneman menghembuskan nafas terakhir di usianya yang ke 49 tahun. Ia meninggalkan istrinya Kathy, saudara perempuannya Kathy dan juga saudara laki-lakinya Michael dan Larry. Selain sebagai gitaris handal, Hanneman dikenal piawai dalam menciptakan lagu. Hits dari Slayer seperti “Angel of Death,” “Raining Blood,” “War Ensemble,”South of Heaven” diciptakan olehnya.
read more...

Devadata Band Hardcore Surabaya, Segera Rilis Album Mini

Devadata Band Hardcore Surabaya, Segera Rilis Album Mini


Devadata band hard core asal surabaya, dikabarkan akan segera merilis album mini dalam waktu dekat. Meski belum dapat memastikan jadwal pasti perilisan album tersebut namun Devadata menargetkan proses rekaman dapat selesai akhir bulan ini.

Belum diketahui apa judul yang akan diberikan pada rilisan ketiga Devadata ini. Yang jelas, album mini ini akan berisi tujuh lagu dengan materi-materi baru yang masih mengusung musik hardcore-metal seperti album-album sebelumnya.

“Yang berbeda di album mini ini nantinya ada sebuah lagu berbahasa Jerman yang liriknya dibuat oleh Bodhas (vokal). Lirik itu lalu diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman oleh salah seorang teman Bodhas yang seorang ekspatriat,” terang Raka Toton, manajer Devadata ketika ditemui Rolling Stone bersama tiga orang personel Devadata lainnya tanpa sang vokalis, Bodhas.

Diakui sang drummer, Dandu, proses pengerjaan album mini ini telah mencapai tujuh puluh persen. “Tinggaltake vocal saja di empat lagu. Setelah itu kami segera mixing dan mastering lagu-lagu yang sudah matang sekitar dua minggu. Diusahakan selesai dalam bulan ini karena di akhir bulan kami juga sudah harus tur keliling Jawa,” jelas Dandu.

Devadata sendiri tahun ini telah mencapai usia lima belas tahun. Berdiri sejak 1998, gembong hardcore metal ini telah merilis dua album penuh. Diantaranya Shutdown (1998) dan terakhir Emotional Breakdown yang rilis 2006 silam.
read more...

Bandoengsche

Event Bandoengsche
OVERVIEW

Type: Gigs
Venue: Balai Sartika Convention Hall
City: Bandung
Date: 24 Mei 2013
Where: Jalan Suryalaya Indah No. 1-3, Buah Batu, Bandung
Guest Star: SORE, Navicula, Rusa Militan, SSSLOTHHH, L'Alphalpha


PREVIEW

Nama acara:
Bandoengsche

Hari/tanggal:
Jum’at/24 Mei 2013

Tempat:
Balai Sartika Convention Hall (Bikasoga)
Jalan Suryalaya Indah No. 1-3, Buah Batu, Bandung

Penampil acara:
Rusa Militan
SSSLOTHHH
L’Alphalpha

Tiket:
Rp. 30.000 (presale 1)
Rp. 35.000 (presale 2)
Rp. 45.000 (On the spot)
read more...

Album Review : Meir - Kvelertak

Album Review  Meir - Kvelertak
REVIEW ALBUM
Judul : Meir
Artis : Kvelertak
Genre : Black Metal
Distributor : Sony Music Scandinavia
Tahun : 2013


PREVIEW ALBUM
Kvelertak adalah salah satu contoh telak band yang musik bagusnya menggapai perhatian dunia dan menjadi sensasi Internet bahkan sebelum album pertama mereka dirilis.

Kini, album kedua ditunggu khalayak ramai. Dan karena band ini panas, mereka punya label besar yang merilis album kedua mereka ke segala penjuru dunia. Musikalitas Meir masih senada dengan apa yang dari awal ditawarkan oleh band asal Norwegia ini, penggabungan antara keliaran rock & roll, sinisnya black metal dan juga intensitas punk rock yang dihujani hook melodius.

Kvelertak membuktikan bila ingin menjadi duta rock Norwegia yang menyegarkan, mereka tinggal menggunakan nyanyian dalam bahasa ibu, kemudian mengambil inspirasi dari musik rock paling mainstreammereka yang didominasi Turbonegro, disetubuhi dengan rock paling underground Norwegia yakni Black Metal.

Hasilnya adalah nomor catchy menggebu seperti “Spring Fra Livet” yang tereksekusi baik, rock cepat nan intens seperti “Snilepisk”, serta hard rock siap pergelaran stadium (“Bruane Brenn”, “Kvelertak”) mampu membuat siapa pun sok mengerti bahasa Norwegia dan memaksa ikut bernyanyi.

Bukan band panas namanya kalau produsernya dan ilustrator sampulnya pun bukan orang-orang ‘panas’. Kvelertak cukup cerdas dengan melibatkan kembali Kurt Ballou (gitaris Converge) sebagai produser dan John Dyer Baizley (vokalis Baroness) sebagai ilustrator. Pilihan bagus untuk sebuah album bagus.
read more...

Live Review : Air Supply Live in Bandung

Live Review  Air Supply Live in Bandung


Air Supply kembali ke Indonesia di sebuah Minggu malam yang seakan menolak kedatangan hari Senin. Tanggal 5 Mei 2013, duo legendaris asal Amerika Serikat yang telah dikenal dunia sebagai pencetak banyak hits romantis ini akhirnya berkesempatan memamerkan masterpieces-nya (sekaligus menorehkan jejak sejarahnya) di depan para pecinta musik kota Bandung dalam rangka tur dunia, termasuk ke beberapa kota di Indonesia. Masyarakat Indonesia – seperti biasanya – seolah tidak pernah mengenal kata lelah dan bosan untuk memberi high-respect dan apresiasi terbaik untuk setiap kedatangan band/musisi kaliber dunia ke negeri ini. Hal ini terbukti oleh untaian baris demi baris antrian yang telah melilit tubuh Trans Lux Hotel (kawasan Trans Studio Bandung) sejak pukul 17.00 WIB.

Ratusan pengunjung yang hampir seluruhnya sudah berusia di atas 30 – bahkan di atas 40 tahun, merelakan diri untuk mengantri dari lantai satu. Sebuah antrian panjang yang tersambung rapat hingga ke lantai dua ballroom hotel tersebut – hanya terpisahkan oleh ekskalator yang dijaga oleh hotel security. Kami bisa menangkap bahwa ada jiwa-jiwa rocker yang tampak kehausan, walaupun hal tersebut tersembunyi di balik dandanan rapi dan penampilan necis mereka malam itu.

Duet-Russell mengawali penampilan memorable mereka tanpa basa-basi. Tanpa diawali oleh satupunopening performance, Air Supply dengan segera menggetarkan lantai dua Ballroom Trans Lux Hotel ketika jarum jam menunjukkan pukul 20.50 WIB, ketika penonton siap untuk memorize aksi mereka. Ucapan selamat malam dari mereka diwakili oleh tembang “Even The Nights”, dan disambung oleh “Just As I Am”. Penampilan fisik Graham Russell (vokal & gitar) dan Russell Hitchhock (lead vokal) malam itu persis dengan foto mereka dalam baligo raksasa yang beberapa bulan terakhir meramaikan jalanan Kota Bandung. Luapan histeris dari penonton segera berkumandang dengan frekuensi yang sejenis dengan histeria orang-orang yang menonton konser boyband. Mereka nampak flamboyan dan karismatik walaupun sudah “bermahkotakan” rambut putih.

Setelah sukses membawakan “Power of Love”, seluruh personil Air Supply beranjak sejenak ke belakang panggung, menyisakan Graham Russell di atas stage yang hanya ditemani oleh sangkeyboardist. Tiba-tiba ia bercerita bahwa pada malam itu ia akan membawakan sebuah lagu yang belum pernah Air Supply bawakan sebelumnya, ia bahkan menegaskan bahwa lagu itu belum pernah masuk ke album Air Supply manapun. Lagu tersebut berjudul “Fell From The Sky”, sebuah lagu adem yang hanya dipenuhi oleh petikan gitar akustik dari Mr. Graham. Sayangnya, sesi ini terganggu dengan kesalahan teknis dari segi sound. Gitar Graham Russell tiba-tiba mati, sehingga penampilan lagu tersebut tinggal menyisakan nada vokal saja. Namun ia tetap tenang dan terus bernyanyi. Dan dengan inisiatif yang professional, sang keyboardist segera bermain mengiringi Graham untuk mengembalikan atmosfir lagu tersebut di hati penonton.

Penampilan mereka mencapai klimaks ketika membawakan single “The One That You Love”. Russell Hitchock dan Graham Russell yang dibekali kabel-jack dan wireless-microphone menyanyikan lagu tersebut sambil berjalan-jalan mengelilingi kursi penonton. Penonton merasa sangat excited, mereka segera bernyanyi bersama. Hampir semua kamera dan alat perekam yang ada di tangan ratusan penonton segera terangkat ke udara dan jelas mereka berdua yang menjadi targetnya, sampai ada beberapa cipratanflash-light yang langsung menembak ke wajah personil Air Supply. Bahkan ada seorang wanita yang nekat berlari dan menembus penjagaan bodyguard untuk sekedar memeluk sang legenda selama beberapa detik.

Tiga tembang berikutnya, “Lost In Love”, “Sweet Dreams”, dan “Making Love”, memberi kesan elegan yang bertenaga. Lagu-lagu tersebut memiliki chord-progression yang sebenarnya istimewa, walaupun pada akhirnya banyak yang menilai lagu-lagu tadi sebagai musik yang sebatas mellow dan romantis saja. Sesi yang sebenarnya berpotensi menurunkan grafik adrenalin ini, sukses “terselamatkan” oleh stage-act sang band pengiring yang sangat ekspresif, enerjik, dan memiliki bahasa tubuh ala rocker sejati – sehingga mampu menjadi santapan visual yang tidak kalah menarik, di samping aura personil Air Supply itu sendiri (yang malam itu datang ke Bandung memang dalam kondisi sedang sangat dirindukan banyak orang).

Air Supply “mencoba” menutup penampilan mereka dengan ucapan selamat tinggal berbentuk lisan, sambil berlalu meninggalkan panggung yang disusul meredupnya lampu demi lampu. Kami merasakan ada sebuah kejadian lucu di sini. Nampaknya semua pihak sudah bisa membaca dengan jelas bahwa Air Supply sedang merencanakan encore. Penonton dari “kelompok tua” berdiri dari kursinya masing-masing sambil berkali-kali meneriakkan : “We want more!! We want more!! We want more….” sedangkan para penonton “kelompok muda” yang kebanyakan sejak awal sudah berdiri di baris paling belakang, hanya bisa bercanda dan tertawa-tawa. Ya, mereka cukup sadar bahwa Air Supply tidak mungkin menutup konsernya tanpa membawakan tembangnya yang paling tersohor : “Goodbye”.
read more...

Live Review : Mocca Swinging Friday

Live Review : Mocca Swinging Friday


Sebuah suguhan yang berbeda dari biasanya sengaja ditampilkan oleh band swing pop/indiepop asal Bandung, Mocca. Bagaimana tidak, band yang digawangi oleh Arina (vocal), Riko (gitar), Toma (bass), dan Indra (drum), yang biasanya tampil simple dan sederhana ini, kini mencoba menampilkan kemegahan musik mereka dalam sebuah balutan orchestra yang disajikan dalam gelaran bertajuk Mocca Concert Swinging Friday. Dengan menggandeng Orkestra Bumi Siliwangi sebagai pengiring, konser yang digelar atas gagasan Moving Box Entertainment ini digelar di Balai Sartika Convention Hall, Jalan Suryalaya Indah, Buah Batu, Jumat (3/5).

Pintu dibuka sekitar pukul 19.00. Para Swinging Friends pun kemudian mulai mengambil posisi di tempat duduk yang telah disediakan sebelumnya. Tak lama menunggu, satu per satu personil Mocca, diiringi kehadiran pemain Orchestra dari Orkestra Bumi Siliwangi, mulai mengisi panggung. Diiringi dengan tepuk tangan penonton, Mocca kemudian membuka konser malam itu dengan sebuah tembang berjudul ‘Listen to Me’.

Lagu yang juga pernah menjadi sebuah soundtrack salah satu film layar lebar tanah air ini memang sangat cocok diperdendangkan dengan padanan orchestra. Irama yang cenderung slow dan ringan ini pun kemudian disambut animo penonton yang menyambutnya dengan tepukan tangan yang cukup meriah. Seolah masih ingin memberikan pemanasan bagi para Swinging Friends, Mocca pun kemudian meneruskan beberapa tembang selanjutnya dengan nuansa yang sama-sama slow beat. Sebut saja, ‘Dear Diary’, ‘Lucky Man’, ‘Butterflies in My Tummy’, dan ‘Hyperballad’, yang mampu memukau para penonton malam itu.

Usai lagu ke lima, tampak Arina meninggalkan panggung. Tak lama setelah itu, muncul Riko ke depan dan memainkan dua lagu Mocca, yakni ‘Life Keeps on Turning’ dan ‘Happy’ secara instrumental. Tanpa Arina di panggung, para penonton pun secara spontan mulai menjadi menggantikan Arina bernyanyi. Sesekali terdengar koor penonton yang bernyanyi dan mengisi padanan musik instrumental Mocca bersama Orchestra di dua lagu tersebut.

Jeda sejenak, penonton pun kemudian disuguhkan video tentang perjalanan Mocca dari mulai terbentuk, hingga di umurnya sekarang yang telah lebih dari sepuluh tahun. Meski hanya sekedar tampilan foto slideshow yang diisi oleh sebuah narasi, tak menghilangkan esensi yang mendeskripsikan masa-masa manis Mocca mengukir namanya di kancah musik independen Indonesia. Seolah ingin merangkum cerita yang tergambar dalam video slideshow tadi, Arina kemudian muncul kembali dan ‘I Remember’ pun mulai dimainkan.

Setelah itu, sejumlah tembang klasik Mocca seperti ‘What If’, ‘I Think I’m in Love’, ‘This Conversation’, ‘Let Me Go’, hingga ‘Secret Admirer’ pun turut dimainkan. Para Swinging Friends yang nampaknya telah hapal betul setiap bait yang dinyanyikan, seolah menjadi backing vocal dalam penampilan Mocca malam itu. Tak hanya di situ, dengan tetap diiringi kemegahan orchestra, tembang lain seperti ‘You’, ‘My Only One’, ‘Me and My Boyfriend’, ‘Bundle of Joy’, ‘The Best Thing’, hingga anthem Swinging Friends, yang berjudul ‘Friend’ pun mampu membius para penonton dengan suguhan Mocca bersama Orchestra.

Sekitar 19 lagu dimainkan, video ke dua mulai diputar. Adapun video kali ini, menceritakan sejauhmana persiapan Mocca dalam menggarap Mocca Swinging Friday. Tapi ada sedikit kejutan di akhir video. Kejutan tersebut tak lain adalah ucapan selamat ulang tahun sang vokalis Arina, yang ternyata berulang tahun di tanggal 4 Mei. Semua kesan dan ucapan selamat pun datang mulai dari para personil, Swinging Friends, hingga Satpam sekolah semasa Arina mengeyam pendidikan di SMPN 2 Bandung yang turut tampil di video tersebut. Arina yang berada di panggung nampak terlihat kaget dengan surprise yang diberikan oleh penyelenggara beserta Swinging Friends ini. Kejutan malam itu pun kemudian dilengkapi dengan bentangan poster bertuliskan ‘Happy Birthday Arina’ dan kedatangan Swingin Friends yang membawa kue sembari menyanyikan lagu selamat ulang tahun ke atas panggung.

“Kecepetan sehari sih, tapi ga nyangka ni pada seperhatian gini. Terimakasih,” kata Arina yang tampak sangat terkesan dengan semua kejutan ini dan kemudian menutup set penampilan Mocca malam itu dengan lagu ‘Swing it Bob’ yang disusul kembang api tanda konser telah berakhir.

Tapi nampaknya, usai “Swing It Bob” yang di daulat sebagai lagu terakhir, kerinduan para penonton pun masih belum bisa terobati, beberapa dari mereka terdengar berseru “we want more…we want more”, pertanda masih mengharapkan setlist tambahan. Cukup lama berselang dan tak ada yang beranjak dari tempat duduk, para personil Mocca kemudian kembali hadir di panggung. Sontak penonton kembali semangat dan Mocca pun mulai memainkan ‘On The Night Like This ‘. Tak tanggung-tanggung encore yang diberikan pun cukup banyak, mulai dari ‘Do What You Wanna Do’, You and Me Against The World’, ‘Lucky Me’, hingga benar-benar ditutup dengan ‘Lifes Keep on Turning’. Encore-nya sendiri, kebanyakan merupakan request langsung dari penonton yang hadir malam itu.

Sebelum lagu terakhir dimainkan, Arina sempat berujar dan mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah banyak membantu dan mensupport Mocca selama ini. Ia mengucapkan terimakasih pada seluruh Swinging Friends yang tetap setia menunggu Mocca dan mengikuti perjalanan musik Mocca selama ini.
read more...

Pemberian Bass Personil Metallica, Jokowi Jadi Perhatian Media Internasional

Pemberian Bass Personil Metallica, Jokowi Jadi Perhatian Media Internasional


Pemberian bass milik personil Metallica, Robert Trujillo, kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, rupanya mengundang perhatian beberapa media internasional. Seperti telah diketahui sebelumnya bahwa Jokowi belum lama ini mendapat hadiah dari Trujillo berupa bass berwarna coklat, lengkap dengan tulisan dan tanda tangan dari bassis berambut panjang tersebut yang bertuliskan: “Giving Back! Jokowi Keep Playing That Cool Fungky Bass!”

Hal tersebut memicu polemik, karena meskipun Jokowi merupakan penggemar Metallica, posisinya sebagai pejabat publik mau tak mau harus melaporkan setiap barang yang diterimanya kepada KPK. Sesuai dengan Pasal 16 Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi dan Pasal 12B Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi, setiap pejabat atau penyelenggara negara wajib melaporkan pemberian yang diterimanya. Pemberian itu wajib dilaporkan ke KPK paling lambat 30 hari setelah penerimaan.

Pemberian bass ini rupanya tidak hanya menarik perhatian publik Indonesia, tapi juga dunia internasional. Situs Al-Arabiya menurunkan tulisan dengan judul “Indonesian governor surrenders Metallica Guitar”. Hal yang sama juga ditulis oleh Australia Network news, abc.net.au.

Situs majalah metal internasional asal Inggris, Metal Hammer juga memberitakan hal yang sama dengan judul: “An Indonesian Governor Has Had To Surrender A Metallica Guitar To Anti-Corruption Authorities.” Dalam tulisan tersebut, Metal Hammer menyebutkan hal ini sebagai peristiwa yang ‘agak aneh’. Loudwiresebagai situs pemberitaan musik rock asal Amerika Serikat pun mengabarkan hal yang serupa dengan menulis: “Autographed Metallica Bass Leads to Jakarta Goverment Investigation.”

Jokowi memang dikenal menggemari musik cadas. Selain Metallica, mantan Walikota Solo ini juga menyukai band-band lainnya seperti Led Zeppelin, Judas Priest, Deep Purple, Napalm Death, dan juga Lamb of God.

Bass bermerek Ibanez ini sendiri telah dilaporkan Jokowi kepada KPK pada Senin (6/5) lalu. Sebelumnya, Jokowi menerima bass itu melalui promotor Jonathan Liu yang menemui Jokowi di Balaikota DKI Jakarta beberapa waktu lalu, setelah Liu bertemu dengan Trujillo di Amerika Serikat. Selaku promotor, Liu berencana menggelar konser Metallica di Jakarta. Rencana konser Metallica ini disambut baik oleh Jokowi.
read more...

Live Review : Musick Bus Fest

Live Review : Musick Bus Fest Perayaan Makassar Untuk Record Store Day


Perwujudan Musick Bus menjadi semakin nyata dengan diadakan sebuah event pada pertengahan April ini, dengan bertajuk Musick Bus Fest 2013: On A Record Store Day pada tanggal 20 April 2013, sebagai bentuk penghargaan terhadap rilisan fisik dan sekaligus ikut merayakan Record Store Day yang juga diselenggarakan di berbagai kota dan negara lainnya.

Mengingat cuaca yang tidak menentu di Kota Daeng pada hari-hari sebelumnya diguyur dengan hujan deras, dikhawatirkan penyelenggaraan Musick Bus Fest 2013 ini bisa dibatalkan jika cuaca tidak seperti yang diinginkan.

Akhirnya pada hari H, cuaca di Makassar ternyata sangat cerah. Hal ini pastinya sangat menggembirakan, karena venue acara Musick Bus Fest ini diadakan di pelataran parkir Benteng Fort Rotterdam dengan settingan outdoor, kekhawatiran bisa terjadi jika hujan turun dengan deras, otomatis acara akan ditunda, bahkan dibatalkan. Belakangan memang cuaca di kota ini saya anggap tidak bisa diprediksikan tiap harinya,mungkin pengaruh dari pemanasan global juga.

Musick Bus Fest dimulai pada pukul 19.30 WITA yang disemarakkan dengan penampilan beberapa band Indie Makassar yang ikut meramaikan seperti Melismatis, Tabasco, Sir Ventury, Dunce Dance, Wildhorse, Dinary, Flowerecent Adolescent, dan V.I.P.

Selain penampilan band-band indie Makassar, Musick Bus Fest juga mengadakan sebuah pameran vinyl koleksi dari Musick Bus, dan juga beberapa vinyl yang dikoleksi oleh Rilo, sang pemilik Musick Bus.

Lapak buku juga hadir di acara ini. Bekerja sama dengan Kedai Buku Jenny, Vonis Media, dan Taman Indie Makassar, di lapak buku ini dijual beberapa buku-buku baru maupun buku-buku yang terbilang langka dicari.

Mellisa Ticoalu yang menjadi MC malam itu cukup atraktif memandu acara dan tak lupa pula saat jeda panggung, dia berinteraktif dengan penonton sembari mengadakan kuis dengan hadiah DVD dari Musick Bus.

Penampilan pertama Musick Bus Fest dari grup akustik Dinary dengan vokalis perempuan yang membawa beberapa lagu kover version. Aksi atraktif sang vokalis pun berhasil menarik penonton untuk lebih merapat lagi ke bibir panggung

Dilanjutkan dengan penampilan Flowerecent Adolescent yang membuai penonton dengan lagu mereka sendiri yang beraliran folk, dan mereka juga mengkover lagu dari Dido sebagai penutup penampilan mereka malam itu.

JK Ethnik kemudian menaiki panggung pada malam itu, setelah tadi penonton disuguhkan penampilan akustik nan minim, kali ini band dengan beraliran etnik jazz membawa beberapa buah lagu yang dicover dengan cara khas band yang mempunyai penampilan terunik malam itu. Dengan unsur etnik yang mereka bawa, penonton dibuat tersenyum dengan beberapa lagu seperti Home milik Michael Buble yang dibawakan dengan versi keroncong.

Dunce Dance pun naik panggung. Salah satu band pop punk terbaik yang dimiliki Makassar ini menghajar tiga buah lagu yang cepat dan menghentak. Dengan drummer yang memiliki pukulan cepat dan dua vokal yang lantang, penonton dibuat semangat dengan lagu-lagu ciptaan mereka sendiri. Sebut saja “Insomnia”, salah satu lagu yang bertempo cepat mereka yang mempunyai lirik awal yang agak-agak absurd, “Marjan melon dalam botol infus….” .

Sir Ventury menjadi pusat perhatian selanjutnya bagi orang-orang yang semakin bertumpuk ingin menyaksikan rangkaian acara Musick Bus Fest di pelataran parkir Benteng Rotterdam malam itu. Dengan efek delay dan sedikit overdrive memekakkan telinga hasil olahan bunyi sang gitaris, Asnur (yang berperawakan jangkung dan berambut panjang hampir sebahu, hampir menyerupai gaya Jonny Greenwood dari Radiohead), Sir Ventury membawa penonton terhanyut ke dalam lagu-lagu ciptaan mereka sendiri seperti “Long Time” dan “Sleep”.

Malam semakin larut dan Tabasco menjadi band selanjutnya yang tampil. Band yang digawangi vokalis/gitaris dengan potongan rambut ikal ini, mengawali dengan lagu “Radio” milik mereka. Selanjutnya “Roller Coaster”, lagu ciptaan mereka yang sudah lalu lalang di beberapa radio di Makassar ini membuat beberapa penonton pun ikut sing along. Ditutup dengan teriakan panjang sang vokalis di lagu terakhir “Yellow Fragile Heart”, Tabasco menutup penampilannya dengan apik.

Selama penampilan Tabasco, mulai menyeret penonton makin merapat ke bibir panggung. Animo akan santapan mata dan telinga semakin tinggi setelah bersantap mengisi perut terlebih dahulu. Nyam!

Selanjutnya Melismatis dengan lima awak eksperimentalnya menghentak panggung dengan “Berlabuh”. Dengan hanya disinari lampu biru dari atas panggung, Melismatis menghipnotis penonton dengan semburan suara efek Reverb dari gitar hollowbody milik Juang. Gitaris bertubuh kecil ini mengocok gitar hitam mengkilapnya dengan hentakan drum dari Iksan dan teriakan lepas nan parau milik Dede yang diimbangi dengan permainan bas Hendra dan String/Piano milik Ari yang mampu membuat orang lupa bahwa lagu ini berdurasi hampir 10 menit.

Waktu telah menunjukkan pukul 23.00 WITA ketika Wildhorse, band rock and roll yang dikomandoi oleh Remi si vokalis mulai menyapa penonton yang masih setia menunggu sampai acara ini kelar. Dengan Epiphone SG berwarna merah cherry, Remi menyambut intro lagu milik mereka sendiri, “The Black Motorcycle” yang dimulai oleh permainan keyboard/piano Caca, yang sedikit mengingatkan pada sound-sound vintage a la The Doors dan BRMC.

Setelah dihujani lagu-lagu yang menurut saya menarik dari beberapa band sebelum band terakhir ini, band terakhir di Musick Bus Fest ini adalah V.I.P. Band yang membawakan beberapa lagu kover version dari beberapa band rock seperti Andra & The Backbone dan Creed, yang sudah tidak asing di telinga dan terdengar sedikit membosankan.

Ada beberapa catatan yang cukup menarik terlepas dari kesuksesan Musick Bus membuat acara Musick Bus Fest untuk merayakan Record Store Day Sedunia.

Yang pertama, Makassar secara perdana merayakan Record Store Day tepat pada tanggal 20 April dengan cukup meriah dan sepertinya saling bertautan dengan acara seminggu sebelumnya yang juga diadakan untuk menyambut perayaan Record Store Day bertajuk REWIND yang juga berlangsung di Makassar.

Kemudian masih minimnya informasi tentang Record Store Day ini mungkin sedikit terjawab dengan event Musick Bus Fest. Ketika para penggemar rilisan fisik masih kurang dimanjakan dengan adanya event seperti ini, yang memang gagasannya mengenalkan kepada seluruh orang khususnya para kolektor ikut mengajak untuk membeli rilisan fisik, tentunya dengan kualitas yang bagus dan harga yang terjangkau.

Yang menarik justru atensi dari para penikmat musik di Makassar yang tampak di Musick Bus Fest ini, sepertinya mulai mengalami transisi pada apreasiasi terhadap band-band indie Makassar. Terlihat dari crowd di Musick Bus Fest yang sangat ramai ketika band – band indie tersebut membawakan lagu mereka sendiri.

Musick Bus telah melakukan tugasnya dengan baik tahun ini dengan memberikan cara nyata bagaimana mengapresiasi karya musisi-musisi luar maupun dalam negeri.

Respon Makassar untuk kembali mengapresiasi rilisan fisik yang sempat mengalami penurunan penjualan semenjak masuknya era internet, bisa bangkit lagi perlahan-lahan dengan adanya fasilitator semacam Musick Bus yang ingin menumbuhkan lagi minat para penggemar musik untuk membeli rilisan fisik yang notabene bentuk perwujudan karya nyata dari musisi yang mereka gemari.

Diharapkan tidak hanya Musick Bus Fest yang merayakan Record Store Day, namun bisa dirayakan lagi di kota ini dengan lebih meriah dimana semua penggiat musik di kota Makassar ikut membantu dan mendukung acara yang bisa dibilang langka di kota ini
read more...

You and Me Lawan Korupsi

You and Me Lawan Korupsi
OVERVIEW

Type: Gigs
Venue: Ringin Soekarno
Date: 16 Mei 2013
Where: Universitas Sanata Dharma Kampus Realino
Start From: 19.30-selesai
Guest Star: Aurette and the Polska Seeking Carnival, Simponi, Iksan Skuter, Risky Summerbee & The Honeythief, FSTVLST, Morfem


PREVIEW

Nama acara:
Konser Musik You and Me Lawan Korupsi

Hari/tanggal:
Kamis/16 Mei 2013



Tempat:
Ringin Soekarno Universitas Sanata Dharma Kampus Realino

Pukul:
19.30-selesai

Tiket:
Rp. 20.000

Penampil acara:
Aurette and the Polska Seeking Carnival
Simponi
Iksan Skuter
Risky Summerbee & The Honeythief
FSTVLST
Morfem

Pemutaran Film dan Diskusi:
Screening Film Temani Aku Bunda
Pukul 14.00-16.00

Diskusi Korupsi:
Danang Widoyoko (Koordinator ICW)
Haryatmoko (Dosen IRB dan Author ‘Ethika Publik untuk Integritas Pejabat Publik dan Politisi’)
Pukul 16.00-18.00

read more...

Sigur Ros Live in Jakarta

Sigur Ros Live in Jakarta
OVERVIEW

Type: Concert
City: Jakarta
Date: 10 Mei 2013
Where: Istora Senayan Jakarta
Start From: 19.00
Guest Star: Sigur Ros


PREVIEW

Nama Acara :
Sigur Ros Live in Jakarta

Tempat :
Istora Senayan Jakarta.

Tanggal :
10 Mei 2013





Ticket :
Ticket Price (Before event day):
Cat 1 – Festival : IDR 772.000++ exclude tax (850.000 include tax)
Cat 2 – Tribune : IDR 636.000++ exclude tax (700.000 include tax),-

Ticket Price on Event Day (10 Mei 2013):
Cat 1 – Festival : IDR 863.000++ exclude tax (950.000 include tax)
Cat 2 – Tribune : IDR 727.000++ exclude tax (800.000 include tax)

Ticket Box :
Kiostix.com, Ibu Dibjo, 3Second, Disc Tarra, 7 Eleven & more

Penanmpil Acara :
Sigur Ros
Promotor :
Flux And Play
read more...

Book Review : Everyone Loves You When You're Dead

Book Review : Everyone Loves You When You're Dead
Neil Strauss telah menyumbangkan banyak tulisan, antara lain, untukRolling Stone, New York Times, sampai Esquire. Buku ini mengumpulkan puluhan wawancara dengan berbagai narasumber, seperti Brian Wilson, Hugh Hefner, Madonna, sampai Kevin Richardson dari Backstreet Boys.

Semuanya disajikan dalam bentuk tanya jawab, bukan tulisan panjang atau esai, atau dalam bahasa Strauss, “Saat-saat terbaik yang diambil dari kurang lebih 3000 artikel yang telah saya tulis selama 20 tahun.” Tujuan nomor satunya adalah mengungkapkan kebenaran atau esensi dari orang, kisah atau pengalaman sang narasumber dalam format ‘mentah’. Juga jangan harap akan format tanya jawab yang konvensional, karena lebih sering bagian-bagian wawancara disebar di bab-bab yang berbeda sesuai dengan kepentingannya; ada misalnya bab The Worst Interview Ever atau The Rock and Roll Cliche Can Go Fuck Itself. 




Namun itu sama sekali tak mengurangi kenikmatan membaca, berkat kepiawaian Strauss yang melakukan wawancara layaknya mengobrol dengan teman lama. Tak heran bila jawaban-jawaban absurd, canggung, atau elaborasi cerdas dari sang artis muncul di sana-sini. Kalau pun ada kekurangan, dalam buku ini sama sekali tak tercantum tanggal kapan wawancara dilangsungkan.

Namun di antara semua kisah kebengalan khas rock & roll dan kejujuran yang membanjir, pada akhirnya itu tak menjadi masalah besar.
read more...

Genap Berusia 40 Tahun, God Bless Akan Gelar Konser Tunggal Bertajuk 'The 40 Years Long'

God Bless Akan Gelar Konser Tunggal Bertajuk 'The 40 Years Long'


Dalam rangka mensyukuri perjalanan karier God Bless band rock legendaris yang genap berusia 40 tahun, Godbless bersama manajemen akan menggelar konser tunggal bertajuk 'The 40 Years Long' Journey pada 7 September 2013 di Mata Elang International Stadium, Ancol, Jakarta. Konser tersebut akan menjadi penanda pertama kali Godbless merayakan ulang tahun mereka secara terbuka, biasanya tertutup di kediaman para personel.

Seperti dijelaskan oleh gitaris Ian Antono pada konferensi pers yang berjalan Selasa (7/5) petang lalu di Hotel Twin Plaza, Jakarta, The 40 Years Long Journey direncanakan untuk berjalan selama satu hingga dua jam penuh dengan iringan seksi string.

Selain Ian bersama personel Godbless lainnya, vokalis Achmad Albar, bassist Donny Fattah dan kibordis Abadi Soesman, konser tersebut juga akan diramaikan oleh sejumlah bintang tamu yang terdiri dari eks-personel Godbless maupun yang berusia lebih belia. Beberapa nama masih dirahasiakan, namun yang sudah diumumkan adalah drummer additional Fajar Satritama, eks-drummer Yaya Moektio dan juga eks-gitaris Eet Sjahranie.

Namun, kibordis Yockie Suryoprayogo dan drummer Teddy Sujaya selaku bekas personel yang cukup lama memperkuat Godbless dan dapat dikatakan ada ketika band tersebut menikmati puncak karier masih belum bisa dipastikan keturut sertaannya. Sementara itu, menurut perkataan Iyek, panggilan akrab Ahmad Albar, salah satu personel asli Godbless, gitaris Ludwig Lemans sudah tidak aktif lagi bermusik.

Selain konser tunggal, ulang tahun ke-40 Godbless ini juga akan dirayakan dengan peluncuran biografi berjudul 40 Tahun Godbless yang ditulis oleh sejumlah penulis, pengamat dan wartawan musik dengan supervisi dari mendiang Remy Soetansyah. Buku yang terbagi menjadi empat fase, 1970-an, 1980-an, 1990-an, dan 2000-an, ini direncanakan untuk rilis pada Juli mendatang.

Pengukuhan organisasi penggemar Godbless yang berdiri sejak 2006, Godbless Community (GBC), juga dilakukan dalam rangka ulang tahun grup musik yang lahir tepatnya pada 5 Mei 1973 ini. GBC hingga saat ini dianggotai oleh 980 orang dengan sistem yang eksklusif dan selektif. Intelektualitas dan dedikasi menjadi hal yang krusial untuk bisa menjadi anggota GBC, tak sedikit orang yang mendaftar ditolak mentah-mentah.

Godbless terakhir merilis album pada 2007 dengan 36. Sebelumnya, mereka berturut-turut mengeluarkan Godbless (1975), Cermin (1982), Semut Hitam (1988), Raksasa (1989), dan Apa Kabar (1997). Nama-nama yang pernah tercatat sebagai personel Godbless, selain yang sudah disebutkan di atas, antara lain adalah Deddy Dores, Deddy Stanzah, Odink Nasution, Keenan Nasution, Dodo Zakaria, Rudy Gagola, hingga Gilang Ramadhan.
read more...

Discography The S.I.G.I.T.

DETOURN (LP) 2013
Diskografi The Sigit
Track List :
01. Detourn
02. Let the Right One In
03. Son of Sam
04. Gate of 15th
05. Tired Eyes
06. Owl & Wolf
07. Black Summer
08. Red Summer
09. Ring of Fire
10. Cognition
11. Conundrum









HERTZ DYSLEXIA PART 2 (EP) 2011
Diskografi The Sigit
Track List :
01. Up and Down
02. AM Feeling
03. YHWH
















HERTZ DYSLEXIA PART 1 (EP) 2009
Diskografi The Sigit
Track List :
01. Money Making
02. Bhang
03. Only Love Can Break Your Heart
04. Verge of Puberty
05. The Party
06. Lost
07. Midnight Mosque Song












VISIBLE IDEA OF PERFECTION (LP) 2007
Diskografi The Sigit
Track List :
01. Black Amplifier
02. Horse
03. No Hook
04. New Generation
05. Now Here End
06. Live in New York
07. Clove Doper
08. Soul Sister
09. Save Me
10. Let It Go
11. All the Time
12. Alright
13. Satan State
14. The Provocateur
read more...
Home - About - Order - Testimonial
Copyright © 2010 Berita Menggemparkan All Rights Reserved.