Biography The Paps

Biografi Band The Paps
Biografi Band - The Paps dibentuk pada tahun 2003, memulai karir mereka dengan membawakan lagu-lagu Bob Marley untuk memenuhi kebutuhan masyarakat reggae di Bandung dengan personil : Dave (vokal), Sagiet (gitar), Dimas (gitar), Erik (bass), dan Ganjar (drum).

Pemilihan nama band sendiri bisa dibilang cukup sederhana. “Kenapa The Paps? Menurut mereka karena kata itu keren dan catchy. Selain itu, kita kan laki-laki semua jadi bakal jadi papa-papa. Jadilah The Paps.

Band yang banyak terinspirasi oleh grup black music dan jamaican eclectric sound seperti Lord Tanamo (Jamaica), Panda Bear (Brooklyn), Angkatan Udara dan Los Jakartos ini mengaku berharap bisa tampil di hadapan publik internasional.



Pada tahun 2004, single pertama mereka "Life Is A Joke Big" dirilis pada Bandung Miller Time Kompilasi, sebuah album kompilasi band-band lokal yang terkandung dalam berbagai genre. Band ini kemudian diminta untuk terlibat dalam IRR (Reggae Revolusi Indonesia) setelah single pertama keluar.

Single kedua "Menggantung longgar Baby" dirilis pada tahun 2005 pada Reggae album kompilasi pertama Revolusi Indonesia (267records) yang berisi band-band reggae Indonesia.

Band ini mulai merekam album pertama mereka pada tahun 2006, dikombinasikan dengan reggae dub psychedelic dan sentuhan jazz soul.

The Paps adalah salah satu band yang "memprovokasi" pecinta Jamaican Sound Scene di Indonesia dengan musik dan lirik mereka.

Setelah beberapa kali perubahan anggota band, Personil "THE PAPS" sekarang adalah Dave (vokal), Sagiet (gitar), Daniela (gitar), Andrie (bass), dan Ganjar (drum).

Album pertama "Hang Loose Baby" (Zyape O Zyure Records) secara resmi dirilis pada tahun 2007. Dari sana, tanggapan publik kepada The Paps semakin bagus. Alhasil tawaran manggung pun semakin membanjir.

Pada lebih dari setengah dari satu dekade perjalanan mereka, The Paps, bersama dengan teman-teman dan masyarakat JamaicanSound di Bandung telah aktif melakukan banyak acara kolektif selain tampil di acara-acara sekolah atau non-sekolah, di dalam atau di luar kota.

Personil The Paps :
Dave - Vocal
Daniel - Guitar / Sampler
Sagiet - Lead Guitar
Andrie - Bass
Ganjar - Drums / Percussions
read more...

Seberapa Penting Manager Dalam Grup Band

Berita Musik Terbaru

Jika berbicara tentang kesuksesan sebuah band, maka seorang manager menjadi salah satu pendorong yang paling tepat. Hal ini jika dikaitkan dengan strategi, dan jika berbicara tentang (mungkin) politik, atau jika berbicara tentang membaca peluang, dan jika berbicara tentang relasi.

Brian Epstein selalu digambarkan sebagai manager no. 1 di dunia dengan menandatangani kontrak yang paling penting sepanjang masa, yaitu menjadi manager The Beatles.

Meskipun banyak kontroversi yang menyelimuti perjalanannya, tetap saja Epstein memiliki visi yang tajam tentang The Beatles. Dia membaca peluang yang begitu besar, membaca bakat yang bisa menjadi legenda sejak pertama kali menyaksikan The Beatles di Cavern Club. Lalu, bagaimana kah untuk memiliki kemampuan membaca bakat tersebut?

Setiap orang memiliki strategi dan kualitas untuk menyimpulkan sesuatu. Sama halnya ketika manager mampu membaca bakat seseorang yang dengan kesimpulan-kesimpulannya bisa menjadi ‘bintang’ bisa menjadi panutan banyak orang, bisa menjadi inspirasi bagi banyak pihak.

Jika harus mengenyampingkan insting, maka referensi-referensi dan pengalaman bisa banyak bantu bicara untuk menyimpulkan hal ini. Semua kesimpulannya direspon pasar.

Bukan kemampuan yang baik jika semuanya tidak memiliki respon dari pasar, bagaimana pun, pasar lah yang menjadi output terakhir. Benarkah? Namun jika masih ragu, lalu untuk siapa kah musik-musik ini diciptakan? Untuk alam? Untuk hewan? Sedangkan manusia terbentuk dan tersusun secara sosial dan ekonomi untuk mengkonsumsi musik dari distribusi dan promosi musik lalu lahirlah istilah pasar. Benarkah?

Seseorang yang mengenal karakter pasar, kebutuhan pasar, kesukaan pasar, dan berbagai hal yang bisa menjadi mainan sehari-hari bagi pasar, maka dia lah yang mampu mengumpulkan banyak kesempatan untuk menjadi titik fokus bagi pasar. Tapi, bukannya kita harus menciptakan pasar?

Jika Tom Parker berhasil mengangkat Elvis Presley hingga akhir karirnya dengan begitu banyaknya album yang menghiasi katalog rilisannya, maka Malcolm McLaren berhasil mencitrakan Sex Pistols menjadi legenda yang berharga. Harus digaris bawahi, Sex Pistols hanya merilis 1 album dan bagaimana karirnya bisa panjang hingga kesuksesannya tidak berhenti?

Sex Pistols memiliki sebuah paket yang alami dengan segala perilaku dan citra yang dimilikinya, lalu Malcolm McLaren menyusun segala paketnya ke dalam berbagai lini. Mulai dari pembentukan image hingga fashion dan gaya yang mendominasi era punk di Inggris yang menyebar cepat ke Amerika dan seluruh penjuru dunia.

Malcolm McLaren merupakan salah satu bukti dimana manager bisa dan mampu untuk menyusun strategi-strateginya dengan mengikuti citra dan perilaku yang sudah tercipta dari sebuah band. Jadi, tidak selamanya diperlukan bahwa manager mengatur dan membentuk apapun yang mengurangi kekayaan sebuah band atau hingga merusak kealamian lahirnya band itu dengan citra-citra baru.

Harus kah semua elemen dalam kesuksesan musik ini dibebankan ke manager? Tetapi, titik apa saja yang menandakan sukses? Penjualan album? Jadwal perform yang padat? Tour yang panjang? Puluhan endorser? Rating teratas pemutaran lagu di radio? Pendapatan yang semakin meningkat?

Yang pasti, manager dan musisi adalah pasangan yang berada di arena berbeda. Jika ada yang menunjuk bahwa manager dan musisi bagaikan marketing dan creative editor, maka yang terjadi adalah kedua pihak ini harus bisa bekerja sama dengan baik (tentu saja), saling mengerti visi dan misi dalam penciptaan musik, arahan, tujuan.

Lalu jika musisi berangkat dengan sebuah konsep, maka manager mencoba untuk menjualnya, membaca peluangnya, lalu komunikasi dan membuat strategi yang menjadi bahan untuk musisi berkarya dengan tujuan-tujuan tertentu.

Tujuan-tujuan tertentu? Lalu apa tujuannya selain komersil? Idealis? Berbagi? Ekspresi?

Jika masih ragu, tanya pada diri sendiri, apa tujuannya merekrut atau mengajak manager bergabung di proyek musik kalian? Kenapa kalian memerlukan manager.
read more...

Taylor Swift Akan Konser di Jakarta 4 Juni 2014

Berita Musik Terbaru

Berita Musik Terbaru - Sudah dipastikan Taylor Swift akan melaksanakan konser di Jakarta pada 4 Juni mendatang. Pentas yang bertempat di Mata Elang International Stadium (MEIS), Ancol ini termasuk rangkaian The Red Tour guna mempromosikan album terakhirnya, Red, yang dilepas 2012 lalu.

Konfirmasi konser yang didukung oleh Cornetto ini diumumkan langsung lewat situs resmi penyanyi 24 tahun itu. Jakarta merupakan kota pertama yang akan disambangi Taylor Swift dalam tur Asia mendatang. Dari Indonesia, ia akan bertolak ke Filipina, Thailand, Malaysia, dan Singapura. Lima negara di Asia Tenggara dalam sembilan hari.

Di video pengumuman tur Asia tersebut, Taylor Swift berkata, “Kami sangat menikmati The Red Tour sepanjang 2013 dan saya ingin mengumumkan bahwa kami akan melanjutkan tur hingga Juni 2014. Kami akan membawa The Red Tour ke Asia, mendatangi Manila, Jakarta, Kuala Lumpur, Bangkok, dan Singapura.”

“Saya tidak sabar untuk bertemu dengan kalian dan saya harap kalian menikmati konser ini. Sampai bertemu di sana,” tandasnya menutup video berdurasi 41 detik itu.

Belum ada kepastian mengenai harga tiket, namun yang jelas tiket akan dijual mulai 24 Februari mendatang melalui situs RajaKarcis atau lewat telepon ke 470-2222.

Sejak 2006, di mana ia memulai petualangannya di kancah musik country sebelum pindah haluan ke pop, Taylor Swift telah merilis empat buah album. Sebelum Red, ia melepas album self-titled pada 2006, Fearless (2008), dan Speak Now (2010). Lewat album Fearless, Swift menyabet Album of the Year pada Grammy Awards ke-52. Di usia 20 tahun, ia tercatat sebagai pemenang termuda, melewati Alanis Morissette yang memenangkan kategori itu pada usia 21 tahun di 1995 berkat album Jagged Little Pill.
read more...

Tulus Rilis Single Terbaru Berjudul ‘Baru’

Berita Musik Terbaru

Berita Musik Terbaru - Single terbaru Tulus telah dirilis yang berjudul “Baru”. Lagu ini merupakan single ke-2 untuk album terbarunya yang akan dirilis bulan Februari 2014 mendatang.

“Baru” menyambung single “Sepatu” yang sudah dilepas ke publik dengan respon yang positif. Lagu ini ditulis oleh Tulus pada tahun 2013 dengan bantuan Ferry Nurhayat, sahabat sekaligus rekan bermusiknya. Selain itu, nama Ari Renaldi muncul kembali di album barunya Tulus mendatang sebagai produser. Album terbaru Tulus ini diberi judul Gajah.

Gajah adalah panggilan Tulus ketika kecil, maka dengan ilustrasi nama Gajah di album barunya ini, Tulus ingin berbagi cerita yang lebih beragam kepada para pendengarnya.

Cerita-cerita tersebut dikemas dengan eksplorasi instrumen bernuansa baru, dan tentu saja olah vokal Tulus. Selain “Baru”, Tulus juga berbagi beberapa judul lagu yang akan tampil di album Gajah, seperti lagu yang berjudul “Tanggal Merah”, “Satu Hari di Bulan Juni” hingga “Bumerang”.
read more...

Lagu-Lagu yang Tercipta dan Terinspirasi dari Novel

 
Lorong Musik
 
Lorong Musik - Ketika sebuah lagu tercipta dan terinspirasi dari sebuah novel, rasanya hal ini cukup menarik untuk ditelusuri.

Selain karena terciptanya karya tersebut dari sebuah karya, juga karena bagaimana proses lagu tersebut tercipta. Di mana sebuah text kemudian diinterpretasikan ke dalam audio atau mungkin diinterpretasikan kembali ke dalam text di lirik.

1984 – David Bowie

Lagu yang berdurasi 3 menit 27 detik ini ditulis oleh David Bowie pada tahun 1973. Lagu “1984” ini terinspirasi dari novel science fiction “Nineteen Eighty-Four” karya George Orwell.

David Bowie begitu menyukai cerita yang ada di novel tersebut sehingga mengadaptasi sebuah plot 1984, dimana sebuah karakter fiksi Winston Smith sedang diinterogasi oleh O’Brien, dari cerita tersebut, David Bowie menginterpretasikannya ke dalam lirik-liriknya. Lagu “1984” terdapat di album Diamond Dogs yang dirilis pada tahun 1974 oleh RCA Records.

2 + 2 = 5 – Radiohead

Selain David Bowie, Radiohead pun menulis lagu “2 + 2 = 5” yang terinspirasi dari novel “Nineteen Eighty-Four” nya George Orwell. Lagu yang terdapat di album Hail to the Thief ini merupakan adaptasi cerita dari novel tersebut yang menceritakan tentang ‘symbol of unreality’.

42 – Coldplay

Lagu yang terdapat di album Viva la Vida or Death and All His Friends ini cukup unik. “42” ini terdiri dari 3 bagian dan tanpa chorus. Lagu ini pun terdapat di album LeftRightLeftRightLeft dalam versi live. Coldplay menulis lagu “42” ini karena terinspirasi oleh novel yang berjudul “The Hitchhiker’s Guide to the Galaxy” karya Douglas Adams.

7 Chinese Brothers – R.E.M

Lagu ini terinspirasi dari buku anak kecil yang berjudul “The Five Chinese Brothers” pada tahun 1938. Buku ini memiliki sebuah kisah bangsa China yang kuno, di dalamnya menceritakan tentang seorang keluarga yang memiliki kekuatan supranatural seperti kemampuan menampung dan menahan lautan lewat mulutnya. “7 Chinese Brothers” terdapat di album ke-2 R.E.M yang berjudul Reckoning yang dirilis pada tahun 1984 oleh I.R.S.

A Billion Balconies Facing the Sun – Manic Street Preachers

Lagu yang terdapat di album Postcards from a Young Man ini ditulis oleh Manic Street Preachers dan terinspirasi novel karya J.G. Ballard yang berjudul “Cocaine Nights”.

Dalam novel tersebut tersurat “A billion balconies facing the sun; still, it means a final goodbye to wars and ideologies”. Lagu ini pun dibantu oleh ex-bassist Gun N’ Roses, Duff McKagan.

Among the Living – Anthrax

Anthrax menulis lagu ini karena terinspirasi oleh salah satu novel terbaik Stephen King yang berjudul “The Stand”. Among the Living juga merupakan judul album yang dirilis pada tahun 1987 oleh Megaforce.

Dalam buku tersebut diceritakan tentang penyebaran sebuah virus, lalu Anthrax pun menuliskan kalimat “Disease! Disease! Spreading the disease!”.

One – Metallica

Lagu ini terdapat di album ke-4 Metallica yang berjudul …And Justice for All yang dirilis pada tahun 1989 oleh Elektra. “One” terinspirasi dari novel tahun 1939 karya Dalton Trumbo yang berjudul “Johnny Got His Gun”. Aplikasi cerita novel yang menceritakan tentang locked-in syndrome ini berhasil dituangkan ke dalam lirik “One”.

Mystery Disease – MGMT

Lagu ini terdapat di album terbaru MGMT berjudul MGMT (self titled). Andrew VanWyngarden menyatakan bahwa lagu ini terinspirasi dari buku Steven Martin yang berjudul Opium Fiend yang menceritakan tentang perjalanan dan pengalaman Martin di negara-negara Asia Tenggara dengan meneliti opium di beberapa negaranya.

Killing an Arab – The Cure

Lagu ini merupakan single pertama The Cure dalam karir perjalanan musiknya. “Killing an Arab” dirilis pada tahun 1979 dan direkam setahun sebelumnya.

The Cure menulis lagu ini terinspirasi oleh buku yang sangat terkenal berjudul “The Stranger”. Buku ini ditulis oleh Albert Camus dan dicetak pada tahun 1942, juga mendapatkan Nobel Prize untuk literatur pada tahun 1957.

Buku ini menceritakan tentang seseorang yang terbunuh di salah satu pantai di Arab, kemudian ada gejolak dari perasaan atas kematian seseorang tersebut.

Chapter 24 – Pink Floyd

Lagu ini terdapat di album The Piper at the Gates of Dawn yang dirilis pada tahun 1967 oleh EMI Columbia. “Chapter 24” ditulis oleh Syd Barrett dan liriknya terinspirasi dari buku kuno China yang berjudul “I Ching (The Book of Changes)”. Buku ini menceritakan tentang perbandingan sistem dan nilai budaya barat dan timur yang diinterpretasikan oleh Barrett menjadi sangat puitis.
read more...
Home - About - Order - Testimonial
Copyright © 2010 Berita Menggemparkan All Rights Reserved.